asslm. wr. wb

asslm. wr. wb

andre scabra world

Jumat, 26 November 2010

pengertian, kepentingan dan komoditas budidaya perairan / akuakultur

  • Ø Definisi Budi Daya Perairan / Akuakultur

Definisi ( Akuakultur ) :

  1. pembudidayaan air sehingga menghasilkan
  2. pengusahaan laut untuk mendatangkan hasil (seperti ikan, kerang, rumput laut): sudah saatnya Pemerintah mengalihkan perhatiannya pada bidang –
Definisi ( Akuakultur ) :
  • Akuakultur = istilah yang diterjemahkan sebagai Budidaya Perairan (aqua = air; kultur = memelihara/menumbuhkan)
  • Definisi umum = Usaha – produksi – biota akuatik – dalam lingkungan terkontrol – untuk mencapai tujuan si pengusaha.
  1. Usaha = artinya akuakultur adalah sesuatu kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan engan melibatkan manusia (pengusaha) serta seluruh karakter yang terkait dengannya (secara manusiawi – sosial & psikologis, maupun secara kegiatan bisnis/usaha -ekonomi).
  2. Produksi = artinya akuakultur meliputi suatu sistem (kumpulan proses terkait) yang secara keseluruhan tergolong sistem produksi, atau sistem yang menghasilkan suatu produk.
  3. Biota akuatik = membatasi produk yang dihasilkan oleh system akuakultur, yakni makhluk hidup (biota) yang sebagian atau seluruh hidupnya berada/bergantung kepada perairan. Produksi biota akuatik = menghasilkan biota, maka secara umum, yang dihasilkan oleh biota

ada dua bentuk : biomassa (artinya bahan-bahan dari lingkungan diubah menjadi bagian dari biota, proses biologis utamanya adalah pertumbuhan), dan jumlah (artinya segala yang tersedia di tubuh biota, dikombinasikan dengan lingkungan menghasilkan individu biota yang lebih banyak).

Jadi ada dua bentuk produksi biota akuatik di ruang lingkup akuakultur:

a. Pembenihan = produksi jumlah

b. Pembesaran = produksi biomassa (bobot)

  1. Dalam lingkungan terkontrol = ini adalah penyempitan lagi kegiatan yang tergolong akuakultur, yakni dimana usaha yang menggunakan sistem di atas dilakukan di dalam suatu lingkungan yang bisa dikontrol oleh subjek / pengusahanya. Jadi menebarkan benih di
    danau yang airnya dan seluruh lingkunganya tidak dikontrol- kemudian memanennya beberapa waktu kemudian setahu saya sampai saat ini tidak tergolong kegiatan akuakultur. Jadi, selalu ada wadah di dalam akuakultur, artinya batas pengusahaan, bisa keramba, bisa kolam, bisa bak, bisa akuarium, dsb.
  2. Keseluruhan komponen dijalankan untuk mencapai suatu tujuan, yakni tujuan pelakunya (pengusaha). Umumnya adalah mencapai keuntungan, jadi diharapkan terjadi pertambahan nilai ekonomis pada produk (output) yang dihasilkan suatu sistem akuakultur bila
    dibandingkan bahan-bahan (input) yang dipakai untuk menghasilkan produk tersebut. Yeah, sampai terakhir saya bergelut di definisi, orang masih berdebat mengenai ini, umumnya setuju menyempitkan definisi akuakultur pada menghasilkan keuntungan, tapi ada juga yang
    setuju lebih ke arah umum. Saya sendiri setuju ke arah umum, artinya seseorang yang memelihara ikan hias (misalnya Lou Han) juga melakukan kegiatan akuakultur, tujuan yang dia tetapkan adalah ukuran, keindahan dan efek psikologis dari ikan dan proses memelihara ikan, tapi bukan uang. Kenapa saya setuju? karena seluruh sistem yang dilakukan
    sebangun, jadi perencanaan, pengumpulan informasi, trial-error dan hampir seluruh proses dari memelihara ikan itu, bahkan konsep pengembangannya mengikuti kaidah umum
    akuakultur, hanya pada tingkat biaya saja yang tidak. (Karena keindahan dan kesehatan ikan atau kepuasan pemilik sulit diukur dengan uang, kebanyakan hobiis menempatkan pada titik tak hingga, jadi focus manajemen usahanya adalah hanya di pencapaian target proses, tidak
    terlalu melibatkan pertimbangan efisiensi dan efektivitas). Yah, tapi definisi tergantung kesepakatan, dan yang memimpin kesepakatan istilah perikanan di Indonesia adalah DKP tentunya.

Cakupan Studi :

> Sebagai suatu usaha, maka Akuakultur tercakup dalam studi Agribisnis dan ilmu-ilmu bisnis lainnya
> Sebagai suatu produksi dan usaha mengontrol lingkungan maka akuakultur menjadi suatu studi akademis tersendiri.

> Sebagai suatu usaha terkait biota akuatik, maka sangat erat dengan studi biologis dan ekologis
Ketiga poin di atas yang saya pikir adalah science (keilmuan) dari akuakultur (dan untuk ini ada beberapa hal yang saya pikir kurang, yakni studi infrastruktur, dan keterkaitan interdisiplin masih sangat rendah, yang saya sangat heran, ternyata sampai level World Aquaculture Society, interdisciplinary-linkage-nya masih cukup rendah, tapi ini hanya pendapat saya pribadi).

Ada satu yang biasa disebut art atau seni, ini memang belum banyak yang melakukan studi, tapi suatu pekerjaan standar di akuakultur bisa menghasilkan produk yang berbeda ketika yang mengerjakan orang yang berbeda. Jika Anda berkecimpung di ikan hias, banyak bukti praktis bahwa kondisi psikologis Anda sangat berpengaruh terhadap berjalannya sistem. Hampir semua teknis akuakultur dilaksanakan berbasis pada asumsi dan target produksi sistem diletakkan pada suatu wilayah (range) ukuran, bukan angka yang tetap dan pasti.

Menurut pemikiran dari Prof. M. Zairin Jr (IPB), untuk mengarahkan akuakultur sebagai suatu industri, tidak hanya sebagai science & art seperti yang selama ini dikenal. Secara penggolongan usaha, Akuakultur telah tergolong industri, tapi pembahasan keilmuannya belum banyak menyentuh itu.

Mengenai budidaya perikanan, saya pikir akan lebih tepat bila menggunakan istilah budidaya perairan. Sepaham saya penerjemahan kasar akuakultur adalah budidaya air (artinya yang diproduksi air), untuk itu akan lebih tepat penerjemahannya adalah budidaya perikanan
(artinya yang diproduksi adalah ikan). Namun, seiring perkembangan teknologinya, ternyata produksi ikan tidak tercapai ketika airnya tidak diperhatikan. Di sini fokusnya yang berbeda, fokus budidaya perikanan adalah sistem pertumbuhan ikan, artinya yang penting ikan hidup di wadah, kemudian dipasok dengan bahan makanan sampai ukuran yang ditargetkan. Kalau budidaya perairan, fokusnya adalah sistem di perairan atau di wadah. Jadi komponen menjaga kualitas air, baik yang masuk maupun yang keluar, dan terutama ketika air berada di dalam wadah, menjadi bagian yang sangat penting. Jadi memang memelihara air lebih didahulukan, karena ternyata seluruh sistem biologis bergantung pada sistem ekologis dari air, baik jangka pendek maupun panjang. Jadi, akan lebih baik menggunakan istilah budidaya perairan untuk menggapai focus implementasi yang lebih realistis.

Definisi ( Akuakultur ) :

Akuakultur adalah kegiatan untuk memproduksi biota (organisme ) akuatik dilingkungan terkontrol dalam rangka mendapat keuntungan (profit).

Dalam usaha akuakultur mencakup :

a. Pembenihan ikan

Pembenihan meliputi Pemmilihan induk, Pemijahan induk, Penetasan telur, Pemeliharaan larva, dan Pendederan

b. Pembesaran

Pembesaran sendiri meliputi Efesiensi pakan dan Konversi pakan

c. Nutrisi pakan

Terdiri dari Formula pakan dan Nilai gizi

d. Kualitas air

e. Sistem pengadaan sarana dan prasarana produksi akuakultur

  1. Prasarana produksi

Pemilihan lokasi, Pengadaan bahan dan Pembangunan fasilitas produksi

  1. Sarana produksi

Pengadaan induk, Benih, Pakan, Pupuk, Obat-obatan, Pestisida, Peralatan akuakultur dan, Tenaga kerja


  • Ø Pentingnya Budi Daya Perairan / Akuakultur

Tujuan dari akuakultur adalah untuk memproduksi ikan dan akhirnya akan mendapat keuntungan serta memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam hal pangan dan bukan pangan

( non <>

Secara sfesifik, tujuan dari akuakultur adalah :

  • Produksi makanan
  • Perbaikan stok alam
  • Produksi ikan untuk rekreasi
  • Produksi ikan umpan
  • Produksi ikan hias
  • Daur ulang bahan organik
  • Produksi bahan industry

Dari pengertian akan tujuan akuakultur di atas, dapat dilihat bahwa ternyata peranan budi daya sangat nyata dalam kehidupan bermasyarakat. Prduk hasil budi daya dapat memenuhi kabutuhan akan pangan serta non pangan. Budi daya mengajarkan manusia untuk berpikir, bukan hanya sekedar memanfaatkan sumber daya yang sudah ada tanpa merawat dan menjaga kelestariannya. Budi daya memegang peranan yang vital dalam melestarikan sumber daya yang hampir punah.

Kemampuan masyarakat untuk berbudidaya perikanan sangatlah diperlukan belakangan ini. Hal tersebut karena eksploitasi sumber daya perikanan jadi yang dilakukan secara terus menerus suatu saat akan menyebabkan kerusakan total pada alam kita. Untuk mengantisipasinya, budi daya adalah satu-satunya jalan yang bisa ditempuh untuk tetap dapat menikmati hasil perikanan namun tidak merusak atau mengganggu keseimbangan akan komoditas perikanan yang dibudidaya tersebut.

Secara garis besar, pada intinya menurut saya pribadi ( andre scabra ), peranan budidaya sangatlah dibutuhkan mengingat keadaan alam Indonesia yang tidak sepenuhnya dalam keadaana bagus dan sangat perlu untuk dilindungi.

Berikut adalah referensi artikel yang menjadi acuan saya dalam menyimpulkan peranan budi daya yang secara keseluruhan sangatlah dibutuhkan :

70 % Perairan Indonesia Rusak

PONTIANAK, RABU — Dari total luas wilayah perairan Indonesia yang berkisar 5,7 juta kilometer persegi, hanya 1,8 juta kilometer persegi atau 30 persen yang kondisinya masih baik. Sisanya, seluas 3,9 juta kilometer persegi, sekitar 70 persen, rusak ringan hingga rusak berat.

“Kerusakan antara lain disebabkan penggunaan bom ikan oleh nelayan saat menangkap ikan, tertutup sampah, serta gejala alam seperti gempa dan tsunami,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi, Selasa (27/1), seusai meresmikan Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir Laut (BPSPL) Pontianak, Kalimantan Barat.

Freddy sekaligus meresmikan BPSPL Makassar dan Denpasar, Loka Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Sorong, serta Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional Pekanbaru. Hadir dalam peresmian tersebut Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Taufiq Effendi dan Wakil Gubernur (Wagub) Kalbar Christiandy Sanjaya.

Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Syamsul Maarif mengungkapkan, kerusakan tersebar di seluruh perairan Indonesia dan yang terbanyak di wilayah Indonesia bagian barat.

Wagub Kalbar Christiandy juga menyadari, pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan yang cenderung merusak ekosistem masih terjadi di Kalbar. Dengan pembentukan lembaga BPSPL Pontianak, ia berharap terbangun sinergi dan kerja sama untuk menjaga kelestarian sumber daya kelautan yang ada sehingga kerusakan di masa yang akan datang bisa dikurangi.

Menurut Syamsul, DKP memiliki target rehabilitasi kawasan laut seluas 10 juta hektar pada tahun 2010 serta 20 juta hektar pada 2020. Hingga awal 2009, realisasi rehabilitasi kawasan laut mencapai 9,2 juta hektar.

DKP memiliki anggaran sekitar Rp 50 miliar untuk rehabilitasi terumbu karang yang rusak. Anggaran itu didukung dengan dana pemberdayaan masyarakat pesisir yang besarnya mencapai Rp 100 miliar-Rp 200 miliar. “Upaya rehabilitasi terumbu karang tidak akan berhasil jika tidak didukung penyadaran dan pemberdayaan masyarakat,” ujarnya.

( Sumber Referensi : Koran Kompas edisi 28 Januari 2009 Halaman 9 )


  • Ø Komoditas Budi Daya Perairan / Akuakultur

Komoditas adalah barang atau produk yang bisa diperdangankan , jadi komoditas akuakultur adalah spesies atau jenis ikan (dalam arti luas) yang diproduksi dalam kegiatan akuakultur dan menjadi barang /produk yang bisa diperdagangkan.

Golongan ikan adalah spesies akuakultur yang memiliki sirip sebagai organ penggeraknya. Contoh komoditas akuakultur dari golongan ikan adalah :

  • Ikan mas ( Cyprinus carpio )
  • Ikan nila ( Oreochromis niliticus )
  • Ikan lele ( Clarias sp )
  • Ikan gurami ( osphronemus gouramy )
  • Ikan patin ( Pangosius sp )
  • Ikan kerapu macan ( Epinephelus fusguttatus )
  • Ikan kerapu bebek ( Cromiletes altivelis )
  • Ikan kakap putih ( Lates calcarifer )
  • Ikan bandeng ( chanos chanos )

Golongan udang adalah spesies akuakultur yang memiliki karapas yaitu kulit yang mengandung kitin sehingga bisa mengeras. Contoh komoditas akuakultur dari golongan udang adalah :

  • Udang windu ( Paneos monodon )
  • Udang vanamei ( Litopaneus vannamei)
  • Udang bru ( Panaeus stylostris )
  • Udang putih ( Panaeus japonicus )
  • Udang galah crobrach tawar ( Macrobrachium rasenbergit )
  • Udang cerax ( Cherax sp )
  • Udang lobster ( Homarus sp )
  • Kepiting bakau ( Scylla serrata )

Golongan moluska adalah spesies akuakultur yang memiliki cangkang yang keras. Contoh komoditas akuakultur dari golongan moluska adalah :

  • Karang mutiara ( Pinctada maxima )
  • Abalone ( Heliotis sp.)
  • Kerang hijau ( Mytilus sp.)
  • Kerang darah ( Anadara sp.)

Echinodermata adalah spesies akuakultur yang memiliki kulit berduri berfungsi untuk alat bergerak. Contoh komoditas akuakultur dari ekinodermata adalah :

  • Teripang ( Holothuria sp.) yang memiliki nama perdagangan sea cucumber

Golongan alga adalah spesies akuakultur dari bersel tunggal, terdiri dari mikrialga dan makroalga.

Contoh mikroalga/fitoplanton adalah Chlorella sp. Umumnya berupa makanan alami bagi komoditas akuakultur lainnya, terutama untuk larva dan benih, kecuali yang telah menjadi makanan kesehatan manusia.

Contoh makroalga adalah rumput laut seperti Euchema cottonii dan Glacilaria sp.

Komodits akuakultur yang sekaran sedang giat diusahakan adalah koral. Biota ini selain untuk tujuan perdagangan, juga untuk konservasi terumbu karang.

Berdasarkan jenis pakannya, komoditas akuakultur secara alamiah dikelompokan menjadi 3 golongan :

  1. Herbivora

Golongan herbivora adalah spesies akuakultur dengan makanan utamanya berupa tanaman ( nabati ) contoh gurami sebagai pemakan daun (makrovita ), kowan ( Ctenopharyngodon idella ), dan tawes ( Puntius javanicus ) sebagai pemakan rumput, ikan mola ( Hypophthalmichthys molitrix ) dan tambakan sebagai pemakan fitoplanton (mikrofita ), bandeng sebagai pemakan klekap, serta sepat ( Trichogaster sp ) sbagai penakan fitoplanton atau perifiton. Klekap adalah koloni makanan alami yang terdiri dari lumut, perifiton, dan benthos yang tumbuh didasar tambak. Spesies herbivora pemakan fitoplanton disebut pula sbgai herbivor microfiltering ( fitofagus )

2. Karnivora

Golongan karnivora adalah spesies akuakultur pemakan daging (hewani) sehingga hewan ini disebut ikan prdator. Contohnya adalah kerapu, kakap putih, betutu, belut, udang, dan lobster. Dalam akuakultur, ikan predator ini diberi pakan berupa rucah segar atau memangsa ikan lainnya dan ikan berukuran lebih kecil. Umumnya spesies predator relatif sulit menerima pakan buatan, antara lain berupa pelet. Kerapu dan kakap putih sudah bisa menerima pakan pelet melalui serangkaian pembelajaran makanan (weaning).

3. Omnivora

Golongan omnivora adalah spesies akuakultur yang bisa makan segala jenis makanan. Makanan yang dikonsumsi spesies ini bisa sebagian besar dari kelompok nabati sehingga disebut ikan omnivora yang cenderung herbivora, contohnya ikan mas, nila, mujair, koki dan koi. Spesies golongan ini juga mengonsumsi makanan yang sebagian besar dari kelopok hewani sehingga disebut ikan omnivora yang mengarah ke karnivora, contohnya ikan lele, patin, sidat, udang windu, udang galah, udang vanamei, dan udang biru.

Berdasarkan salinitas, komoditas akuakultur dibedakan menjadi :

  1. Komoditas ikan laut : kerapu macan, kerapu bebek, napolion, karang mutiara, dan rumput laut.
  2. Komoditas ikan tawar : ikan mas, lele, gurami, nila, mujair, dan patin.
  3. Komoditas air payau : udang windu dan bandeng.

Pemilihan spesies untuk akuakultur didasarkan kepada pertimbangan karakteristik biologi, dan pasar serta sosial ekonomi.

  1. Pertimbangan biologi

Meliputi reproduksi, fisiologi, tingkah laku, morfologi, ekologi dan distibusi biota yang akan dikembangkan sebagai komoditas akuakultur. Beberapa pertimbangan biologi tersebut adalah :

a. Kemampuan memijah dalam lingkungan bubidaya dan memijah secara buatan

b. Ukuran dan umur pertama kali matang gonad

c. Fekunditas

d. Laju pertumbuhan dan produksi

e. Tingkat trofik

f. Toleransi terhadap kualitas air dan daya adaptasi

g. Ketahanan terhadap stres dan penyakit

h. Kemampuan mengonsumsi pakan buatan

i. Konversi pakan

j. Toleransi terhadap penanganan

k. Dampak terhadap limgkungan

2. Pertimbangan eknomi dan pasar

Pertimbangan konomi dan pasar lebih penting daripada pertimbangan biologi dalam memilih spesies untuk dikulturkan. Pertimbangan ekonomi dan pasar dalam memilih spesies mencakup beberapa hal, antara lain :

a. Permintaan pasar

b. Harga dan keuntungan

c. Sitem pemasaran (marketing)

d. Ketersediaan sarana dan prasarana produksi dan

e. Pendapatan masyarakat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar