asslm. wr. wb

asslm. wr. wb

andre scabra world

Sabtu, 18 Desember 2010

Indonesia Siap Swasembada Induk Udang Vaname











sumber gambar :
koleksi induk vannamei PT Tirta Mutiara Makmur, Situbondo JATIM.

Untuk memacu produksi perikanan budidaya, salah satu aspek yang harus disiapkan adalah penyediaan benih bermutu dan induk unggul. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menargetkan produksi udang nasional sebesar 699.000 ton pada tahun 2014 atau meningkat sebesar 74,75 persen selama periode 2010-2014, sehingga diperkirakan membutuhkan benur sebanyak 43,22 juta ekor dan induk sebanyak 2,97 juta ekor. Disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad saat mendampingi Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono meninjau fasilitas produksi induk udang vaname di Balai Produksi Induk Udang Unggul dan kekerangan (BPIUUK), Karangasem, Provinsi Bali hari ini (6/12).

Pengembangan perbenihan dan pemuliaan induk udang merupakan hal yang penting dan strategis untuk dikembangkan. Ketersediaan benih bermutu dan induk unggul mutlak menjadi tuntutan seiring dengan adanya persaingan pasar yang sangat besar di era globalisasi. Hal ini mendorong Indonesia untuk dapat memproduksi benih bermutu dan induk unggul yang tahan terhadap serangan virus dan penyakit. Menurut Plt. Dirjen Perikanan Budidaya, Ketut Sugama menyebutkan bahwa beberapa waktu lalu banyak ditemui kendala dalam pengembangan induk udang, yaitu menurunnya kualitas induk dan benih, yang ditandai dengan pertumbuhan semakin lambat dan tingginya mortalitas. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa permasalahan ini disebabkan karena terjadinya inbreeding (kawin sekerabat).

Keberadaan balai ini dapat mengantisipasi adanya peningkatan kebutuhan induk unggul dan meminimalisasi impor induk udang. Keberlanjutan industri udang nasional sangat tergantung terhadap pasokan induk yang cukup, berkualitas dan terjangkau. Pemuliaan dan perekayasaan serta pengadaan induk udang unggul sesuai dengan road map dan protokol pemuliaan, serta penerapan biosecurity yang ketat, menjadi tuntutan dalam keberlanjutan industri udang nasional. Keberadaan balai ini diyakini dapat menghemat devisa. Sebagai gambaran bahwa harga induk udang vaname import saat ini berkisar $35/ekor dan kebutuhan impor induk pada tahun ini adalah 350 ribu ekor. Selama ini Indonesia mengimpor induk udang vaname dari Amerika Serikat, yaitu Hawaii dan California. Penghematan akan cukup besar sekitar Rp. 100 milyar per tahun mengingat harga induk udang produksi balai ini kurang lebih Rp. 25.000,-/ekor.

Kapasitas produksi induk udang unggul di balai ini mencapai 500 ribu ekor induk unggul per tahun dan akan menjadi pusat penghasil induk udang (broodstock center) terbesar di dunia. Keberadaan broodstock center bagi masyarakat sekitarnya, hubungannya dinilai sangat kondusif karena warga merasakan manfaatnya yaitu dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat sekitar sebagai pendukung teknis. Untuk meningkatkan ekonomi masyarakat setempat, ke depan akan dikembangkan teknologi parsial bagi masyarakat berupa aktivitas membudidayakan udang sekitar 10 ton memakai teknologi parsial dengan kualitas yang diharapkan sama dengan Broodstock Center.

Kementerian Kelautan dan Perikanan optimis target peningkatan produksi udang dapat tercapai dengan adanya balai ini. Saat ini, KKP telah memiliki 2 (dua) Pusat Pembenihan Udang Vaname (Broodstock Center). Bulan lalu, KKP juga telah melepas induk udang vaname ”global gen” di Lombok Utara, NTB. Kegiatan usaha pemuliaan induk udang vaname ini memiliki kapasitas produksi sebesar 300 ribu ekor per tahun dilakukan oleh PT Bibit Unggul dan merupakan pihak Swasta pertama di Indonesia

Jakarta, 6 Desember 2010
Kepala Pusat Data Statistik, dan Informasi

Dr. Soen’an H. Poernomo, M. Ed

Narasumber

1. Dr. Ketut sugama
Plt. Dirjen Perikanan Budidaya (HP. 08129516895)
2. Dr. Soen’an H. Poernomo, M.Ed
Kepala Pusat Data, Statistik dan Informasi (HP. 08161933911)

DATA DUKUNG:

1. Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIUUK), merupakan Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP yang ke-14, yang merupakan balai bertaraf nasional sebagai pusat produksi induk udang unggul untuk keperluan nasional dan ekspor, serta meningkatkan kefektifan teknik pengelolaan induk udang secara optimal dan profesional.
2. BPIUUK terletak di Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali ini, telah beroperasi sejak Mei 2009 telah dapat melayani permintaan dari pengusaha udang untuk suplay jenis bibit udang calon induk (naupli) sekitar 15 juta ekor per hari. Berdasarkan penebaran awal sesuai standar, telah berhasil dikembangkan udang calon induk sekitar 2.500 ekor. Melalui proses seleksi/sortir setiap 2 (dua) minggu sekali dengan proses teknis menggunakan teknologi pengembangan induk udang.
3. Gedung BPIUUK dibangun dengan menggunakan dana APBN murni tahun anggaran 2008 dan 2009 pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. BPIUUK dibangun di atas lahan seluas 4,8 Ha, dan dilengkapi dengan 6 modul multiplication center dan 1 modul untuk nucleus center, dengan total kapasitas produksi induk sebanyak 500 ribu ekor per tahun.
4. BPIUUK dirancang secara modern, dengan menerapkan biosecurity yang sangat ketat, menggunakan sumber air laut dalam dengan jarak 1.000 m dari garis pantai dan kedalaman mencapai + 80 m dibawah permukaan laut, dengan sistem tertutup (closed system), dan akan menjadi pusat produksi induk udang terbaik dan terbesar di Asia.
5. Keberadaan BPIUUK dimaksudkan untuk menghasilkan induk vaname unggul dan memenuhi kebutuhan induk udang vaname unggul bagi hatchery yang selama ini masih tergantung dari impor.
6. BPIUUK memiliki tugas dan fungsi untuk melaksanakan : (i) pelayanan produksi induk dan benih udang unggul yang kompetitif, yang diramu menjadi teknik tepat guna yang dapat diterapkan oleh institusi lain sesuai dengan lokasi dan kondisi setempat; (ii) produksi induk dan benih unggul, yang dapat digunakan dalam usaha budidaya udang, pembenihan swasta maupun pembenihan skala rumah tangga (HSRT); (iii) menerbitkan protokol pemuliaan (genetic improvement) yang dapat digunakan seagai acuan umum dan prinsip-prinsip dasar pengelolaan peroduksi induk dan benih unggul secara terpadu dan mandiri; (iv) roadmap pemuliaan udang nasional; dan (v) balai rujukan dan bidang pelayanan produksi induk udang yang unggul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar